Greeting


Follow saja terus blog saya ini, mudah-mudahan ada info yang bermanfaat untuk anda

Soto Laju Inflasi

TRIBUNNEWS.COM - Penurunan harga beras pada Maret 2012, berhasil menekan angka Indeks Harga Konsumen atau inflasi Kota Yogyakarta. Meski begitu, permintaan terhadap makanan Soto Ayam yang makin meningkat, membuat laju inflasi pada Maret lalu, di kota ini menjadi yang tertinggi di Pula Jawa. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY melansir, angka inflasi Kota Yogyakarta Maret mencapai 0,36 persen. "Selama Maret ini harga beras turun 2,14 persen," ujar Kepala BPS DIY, Wien Kudiatmono, di Kantor BPS DIY, Senin (2/4/2012). Angka inflasi Kota Yogyakarta pada Maret 2012 yang mencapai 0,36 persen, menjadi yang tertinggi di antara kota-kota di Pulau Jawa. Wien mengatakan, dari 23 kota, terdapat 13 Kota yang mengalami kenaikan angka inflasi, sedangkan sisanya mengalami deflasi. "Untuk kesekian kalinya, Kota Yogyakarta tercatat mengalami inflasi tertinggi di Pulau Jawa," ujarnya. Ia mengatakan, inflasi terendah dialami Kota Malang dengan IHK 0,01 persen. Sementara inflasi tertinggi di Indonesia masih terjadi di Kota Ambon pada angka 1,33 persen. Sekalipun mengalami inflasi tertinggi di Pulau Jawa, Peneliti Madya Senior Bank Indonesia, Djoko Raharto menilai, laju inflasi tahun kalender 2012 masih terbilang rendah. Dari persentase perubahan IHK Maret 2012 terhadap Desember 2011, laju inflasi Kota Yogyakarta mencapai 0,71 persen. "Ini masih rendah dari Kota Semarang, Surabaya, Purwokerto bahkan nasional," ungkapnya pada kesempatan yang sama. Beruntung, pada Maret 2012 lalu, harga beras mengalami penurunan, sehingga bisa menahan laju inflasi di Kota Gudeg ini. Menurut Wien, panen raya yang terjadi di banyak tempat di DIY dan sekitarnya, membuat stok beras di tingkat petani maupun penjual pun berlimpah. Walhasil, harganya pun dapat ditekan, di tengah rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Penurunan harga beras ini memberikan andil terbesar, yakni -0,09 persen dalam menekan inflasi Maret ini," katanya. Penurunan harga beras ini juga diakui Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY, Darsono Imam Yuwono. Menurutnya, harga beras ini turun karena yakni panen raya dan pelaksanaan Operasi Pasar (OP) beras yang dilakukan Februari-Maret silam. "Keadaan beras yang sudah membaik ini membuat kami sudah bisa menyerap kembali beras petani," katanya pada kesempatan yang sama. Selain beras, Wien menjelaskan, beberapa komoditas yang turut menakan inflasi Kota Yogyakarta pada Maret 2012 ini, masing-masing telur ayam, tomat sayur dan wortel, yang menyumbang persentase -0,02 persen; serta kol, jeruk, melinjo, tomat buah dan sawi hijau, menyumoang -0,01 persen. Sedangkan komoditas yang mendorong inflasi, antara lain soto ayam, yang menyumbang 0,09 persen. Berdasarkan temuan BPS, konsumsi masyarakat terhadap makanan yang satu ini semakin meningkat, meski harga per porsi tidak mengalami peningkatan. Sedangkan cabe rawit dan nangka muda, menyumbang persentase 0,04 persen; bawang putih dan cabai merah 0,03 persen; serta besi beton, bayam, dan genteng, 0,02 persen. Ia menjelaskan, selama Maret 2012 ini sempat terjadi kenaikan harga beberapa komoditas. Kenaikan harga yang paling tinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yang mencapai 0,49 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,78 persen. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar